Sabtu, 05 Mei 2012

SURAT KE DUA UNTUK BUPATI TASIKMALAYA



Bapak Bupati Tasikmalaya yang terhormat (Bapak H  UU RUZHANUL ULUM)
Sebelumnya saya minta maaf, mungkin kembali mengganggu kesibukan Bapak,
Yang saya tanyakan.. Apakah Permohonan kami untuk menghentikan Penggalian BUKIT GUNUNG MENONG DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA, Bapak sudah mengetahuinya, ataukah memang Bapak sepintas lalu dan akan mengacuhkannya,
SEPERTINYA tidak,,ini buktinya kan Pak..









  
Lalu apa tindak lanjutnya, apa hanya cuma sebatas menyesalkan, kemudian di biarkan, atau bagaimana?? 
Karena sampai saat ini, penggalian itu terus berlangsung, tanpa ada proses-proses yang menuju pada penghentian kegiatan itu.

 
Bagaimana Nasib Sumber Mata Air Kami,, Apakah akan di biarkan sampai kering dan Hilang ??


Juga dengan Program PAMSIMAS yang sudah mengairi Kampung Kami selama ini,, akan sia-sia saja karena tidak akan ada air lagi yang mengalir, Karena Sumber mata airnya kering..



 
Tanpa bermaksud menyinggung Bapak,. APAKAH memang hanya sebatas ini, kualitas dan Keberanian Bapak sebagai seorang Pemimpin Kami...???
Kepada yang terhormat Bapak Bupati Tasikmalaya....
Buktikan pada kami semua bahwa Bapak bukan seorang pemimpin yang mencari uang dari penderitaan rakyat, bukan pemimpin yang hanya berbisnis dengan pengusaha – pengusaha, Bukan Pemimpin yang hanya berorentasi keuntungan saat ini saja..Bukan seperti Tong kosong nyaring bunyinya.

Buktikan Bahwa Memang Bapak seorang Ksatria Pininggit yang memang di kirim ALLAH SWT, untuk memimpin kami...
Buktikan bahwa Bapak memang seorang pelindung rakyat, pengayom Rakyat, pemimpin yang benar-benar memikirkan masa depan kehidupan rakyatnya....
.

TOLONG HENTIKAN SECEPATNYA PENGGALIAN BUKIT KAMI

Kami segenap rakyat, mengenal dan mengetahui, Bapak adalah seseorang yang sangat religius dan taat beribadah, tentunya Bapak lebih tahu, bahwa setiap perkataan (apalagi itu janji) dan perbuatan akan ada perhitungannya kelak.. JANGAN sampai nanti, ketika kita semua, sama- sama dipusingkan dengan perhitungan amal kita masing – masing, Bapak makin dipusingkan lagi, dengan janji Bapak yang kami semua TAGIH, di akhirat KELAK...

9 komentar:

  1. dari koran yang saya baca di atas, kalau bupati tidak mampu menghentikan "sesuatu" di wilayah yang dipimpinnya itu sangat lucu sekali. atau bupati tersebut tidak tahu hak dan kewajibannya di wilayah pimpinannya?
    inilah wajah demokrasi di indonesia.

    kejadiannya hampir sama tapi tak serupa. kl tempat saya beberapa bulan lalu kantor n bupatinya hampir saja dibakar masa (maklum rata2 orang sumtra asli nekat2). karena jalan sudah bertahun2 tak pernah ada perbaikan, setelah hampir di masa akhirnya sekarang jalan mau di rehab.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang Sepertinya Pemimpin di tempat saya sama dengan pemimpin di tempat mas Fikry.

      Hapus
  2. Pemimpin saat ini hanya cari kekuasaan, selama ini saya sudah bulatkan tekad untuk ikut Partai GOLPUT Indonesia.

    BalasHapus
  3. Setuju dengan sobat Fikri...
    Itulah wajah pemimpin negeri selama ini, mungkin akibat dari penyakit korupsi yang mewabah di Indonesia. Jadi pemimpin karena uang, akhirnya mereka berfikir jadi pemimpin harus mendapatkan uang untuk mengganti uang yang mereka keluarkan untuk jadi pemimpin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Like nih sama komennya agan Kompi Ajaib dan admin FikriShare.
      Maaf nih sebelumnya, menurut saya pribadi terkadang ada perasaan heran justru bukan dengan pejabatnya (karena memang udah biasa di tiap2 negara) melainkan dengan rakyat sendiri.
      Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu alasan kenapa pejabat menjadi korup dikarenakan mereka ingin mengganti biaya yang mereka keluarkan selama kampanye.
      Namun sebagai rakyat biasa, kok bisa2nya kita dengan leluasa "DIBODOHI" ama tuh pejabat ? Bukankah yang memilih mereka itu adalah kita ? dan kalo pada pemilu gak ada yang milih toh para pejabat itu akan masuk juga ke tong sampah.
      Nah, dari sinilah keheranan saya pada teman-teman kita sesama rakyat biasa.
      Kita tahu biasanya selama masa kampanye banyak pejabat kasih duit gratis ke rakyat ato bangun2 ini/itu dengan embel-embel harus memilih mereka. toh kita kan tahu kalo cara semacam itu bukan cara yang baik untuk berkampanye. inilah yang saya sesalkan, yakni banyak rakyat yang "terlalu semangat" mengambil barang yang dikasih ama mereka tanpa berpikir akan akibatnya di masa mendatang. bukankah kita mencari pemimpin yang memiliki itikad dan attitude yang baik ? sedangkan pemimpin yang menjalankan money politik kan dari pertama udah keliatan kalo mereka mau memimpin hanya karena uang dan kekuasaan belaka ? kenapa rakyat masih tetap saja memilih mereka2 itu? ada apa dengan rakyat kita ? jangan2 rakyat dan pejabatnya sama aja, berpikir instant tanpa memikirkan kemungkinan akan akibat2nya.
      Maaf nih udah panjang lebar. dan maaf juga kalo ada yang mungkin merasa terganggu.
      Hormat saya untuk admin HermaKadi.

      Hapus
  4. @all Terimakasih atas kunjungan juga komentar,
    ternyata memang sama apa yang dirasakan oleh semuanya,,"ada yang salah dengan negeri ini",, terutama dengan moral para pemimpinnya.yang memang sudah tidak lagi memperhatikan rakyatnya, mereka lebih mementingkan bagaimana memakmurkan kehidupan pribadinya, dengan mengorbankan kehidupan rakyatnya..

    BalasHapus
  5. ternyata masih banyak daerah di Indoensai yang tidak bisa memiliki fasilitas air bersih yach sobat,, di daerah saya air sangat melimpah sobat..

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang menjadi permasalahannya.. @AsisSugianto fasilitas penyaluran air bersihnya sudah dibangun dengan Program PAMSIMAS dan sudah sangat berjalan dengan baik ke kampung kami,,tapi kenapa ketika PAMSIMAS itu akan dirusak dgn tdk ada suplai air,bahkan sumber airnya pun akan di hilangkan sebagai akibat dari hilangnya bukit itu,, Pemerintah malah Mengijinkannya,,
      Lalu mana aksi untuk menyelamatkan sumber mata air ,,,??

      Hapus
  6. bumi cuma ada satu kalu sekarang sudah di rusak sedemikian parah, mau tinggal diplanet mana lagi anak cucu kita nanti.

    BalasHapus